Bias Malam Tanpamu



Kemudian aku mulai mengeja satu demi satu airmata, derasnya tak bisa dipungkiri. Mengalir bagai bukti sebuah sepi tanpamu

Di luar suara malam mulai hening, memang beberapa serangga masih terjaga. Tapi suaranya sengau di telinga, entah bercerita suka ataukah duka

Sementara angin dingin malah membuat lembab. Mungkin saja karena kemarau mulai membuat sembab. Pori-pori yang terus berkeringat, juga kelopak mata yang tiada henti mengerjap

Masih saja aku isi malam ini dengan sedih, padahal kucing rumah berlarian walau perutnya pedih. Kurang pakan hanya mampu membuat mereka termenung sekejap. Selanjutnya kembali merajai teras rumah tanpa ragu. 

Sedangkan punggungku mulai kebas merasai dingin tembok, dan mata mulai melayu karena lelah merajut rindu. Kiranya kau di sana dapat merangkai pola kusut yang terlempar ke langit sendu, Tuan



Pojok rindu,


DaluLintang

Posting Komentar

0 Komentar