Sebagai pecinta film seperti aku, sudah sewajarnya mencari aplikasi nonton yang bagus. Kebetulan dua bulan lalu aku menemukan aplikasi nonton catchplay ini. Catchplay sangat mudah digunakan dan ada beberapa fitur pilihan untuk menonton, free ataupun berbayar. Yang aku suka, semua film telah dilengkapi subtitle Bahasa Indonesia.
Selain itu, Catchplay tampilannya menarik. Setiap film sudah dilengkapi dengan sinopsis singkat pula. Setelah selesai menonton satu film biasanya akan muncul notif untuk memberikan review. Pilihan filmnya banyak dengan berbagai genre, bahkan ada film pendek Indonesia pula. Untuk yang hobi nonton, Catchplay recomended sekali menurutku. Satu lagi, ada fitur batasan umur juga. Jadi, setiap anggota dapat membuat PIN agar film-film dewasa tidak bisa diakses begitu saja oleh anak.
Sebenarnya sudah ada 5 film yang aku tonton kemarin. Tapi aku hanya akan mereview 3 film yang paling berkesan. Ada Queenpins tentang persahabatan dua cewek yang gila belanja memakai kupon gratis. Marrowbone yang menceritakan sulitnya perjuangan satu keluarga demi terlepas dari kejaran pembunuh berantai. Pembunuh yang tak lain adalah suami sekaligus ayah dari empat bersaudara. Kemudian film The Autopsy of Jane Doe yang sangat apik jalan ceritanya. Tentang ayah dan anak yang bertugas mengotopsi mayat. Hanya saja pekerjaan otopsi kali ini berujung bencana bagi mereka.
Review Film Queenpins
Di awal film ini rilis banyak mendapat review buruk dari para kritikus. Walaupun begitu aku punya pandangan sendiri. Queenpins menurutku sangat menghibur dan lucu. Sebuah film yang tinggal ditonton saja tanpa harus ribet berpikir ini dan itu. Film komedi ini disutradarai oleh Aron Gaudet dan Gita Pullapilly. Peran utama filmnya dimainkan oleh Kristen Bell dan Kirby Howell-Baptiste.
![]() |
Sumber gambar : YouTube |
Queenpins bercerita tentang dua wanita dari pinggiran kota yang bersahabat. Connie dan Jojo sama-sama gila kupon gratis. Hobi mereka sama, belanja dengan mengeluarkan uang sesedikit mungkin. Connie pasti mengumpulkan kupon demi mendapatkan potongan saat belanja ke supermarket. Ia sampai dibenci seorang kasir gara-gara sering berbelanja menggunakan kupon gratis. Connie sering menyebabkan antrean panjang di bagian kasir karena petugasnya harus men-scan satu demi satu kuponnya.
Suami Connie jarang pulang karena kantornya berada di luar kota. Connie otomatis kesepian dan merasa diabaikan. Suaminya menyalahkan Connie karena program bayi tabungnya gagal dan telah menghabiskan banyak uang. Ia menyuruh Connie bekerja, melupakan bayi yang tak sempat lahir, serta berhenti mengumpulkan barang-barang menggunakan kupon.
Tapi Connie malah berpikiran lain, gara-gara kupon gratis itu ia jadi bisa melupakan kesedihannya. Tak disangka, kemudian Connie menemukan jalan untuk mendapatkan uang lebih dari sebuah kupon. Kupon yang ia dapatkan dari hasil protes tentang rasa sebuah merk snack. Jojo awalnya bersikeras untuk membeli kupon itu. Dari situlah Connie mendapatkan ide. Mantan atlet jalan cepat ini mengajak Jojo untuk mencari pabrik pembuatan kupon-kupon tersebut.
Singkat cerita, Connie dan Jojo berhasil menemukan pabriknya. Mulailah mereka mencari orang dalam yang dapat diajak kerjasama. Berkat suami istri meksiko itu mereka berdua dapat menjual banyak kupon via website. Hasilnya luar biasa, isi rekening Connie melonjak tajam.
Akhirnya Jojo meminta temannya yang ahli siber untuk membuatkan rekening di bank. Teman Jojo pula yang mengajarkan mereka berdua cara berbisnis. Tak lama, Connie dan Jojo jadi milyader. Mereka bisa menyewa rumah, membeli banyak mobil impor, pesawat, bahkan senjata. Di sini uniknya, Connie mencoba program bayi tabung lagi menggunakan uang hasil penjualan kupon. Sedangkan Jojo mengembangkan bisnis kecantikannya.
Sayangnya, Connie dan Jojo tidak tahu jika dikhianati oleh suami istri meksiko itu. Kedua sahabat itu terkejut ketika didatangi oleh polisi. Mereka didakwa melakukan penipuan dan telah merugikan banyak perusahaan besar.
Review Film Marrowbone
Film Spanyol dengan genre drama misteri ini disutradarai oleh Sergio G. Sanchez. Marrowbone didukung oleh para pemain ternama, George Mackay, Anya Taylor-Joy, Charlie Heaton, dan Mia Goth. Film ini menceritakan 4 kakak beradik yang dibawa pulang ke rumah masa kecil ibunya. Rose ingin menyelamatkan ke-4 anaknya dari kejaran pembunuh berantai yang tak lain adalah suaminya sendiri.
Drama misteri ini berhasil mengecoh aku hingga hampir akhir cerita. Teror hantu dan akting yang dalam dari Jack, Jane, Billy serta Sam berhasil membuat aku yakin kalau semua cerita itu memang terjadi.
![]() |
Sumber gambar : Tribun Banyumas |
Jack, Jane, Billy, dan Sam menjalani hidup baru mereka di rumah pedesaan. Mereka berusaha melupakan teror Simon, sang ayah yang kejam. Rose sakit parah karena rasa takut. Beruntungnya, keempat bersaudara itu bertemu dengan Allie yang tinggal di sebuah peternakan. Allie bisa melihat tempat tinggal kakak beradik itu dari rumahnya di atas bukit.
Di hari pertama pindah ke rumah baru, Sam si bungsu sudah mulai ketakutan. Ia yakin hantu yang meneror mereka ada di dalam cermin besar di rumah itu. Bahkan beberapa kali Sam mendengar suara-suara di atas loteng. Teror hantu dalam cermin makin parah ketika Rose meninggal dunia. Sebelum meninggal Rose meminta Jack bersembunyi hingga usia 21 tahun agar bisa menjadi wali untuk adik-adiknya. Rose juga menyuruh Jack untuk menyimpan ribuan uang poundsterling yang selama ini dianggap hilang.
Jane membuat kue untuk menambah penghasilan mereka. Seminggu sekali Jack pergi ke kota untuk menjual kue dan membeli keperluan rumah. Kesempatan itu dipakainya untuk bertemu dengan Allie yang bekerja di perpustakaan. Mereka berdua saling jatuh cinta. Sayangnya, pengacara muda di kota kecil itu tidak suka pada Jack. Diam-diam dia juga menyukai Allie.
Jack panik ketika pengacara itu meminta tanda tangan ibunya untuk balik nama rumah. Jane terpaksa memalsukan tanda tangan ibunya yang telah meninggal. Permainan psikologi pada film ini terasa sangat kental dari awal hingga akhir. Terutama pada saat pengacara muda itu ikut meneror kedamaian keempat bersaudara itu. Si pengacara sedikit tercengang ketika ia dibayar menggunakan poundsterling. Jack terpaksa memakai uang haram itu meskipun tahu akibatnya pasti fatal.
Benar saja, teror hantu semakin menjadi-jadi. Jack sampai tertekan mentalnya. Si pengacara minta uang lebih banyak sebagai ancaman. Ia tahu Jane memalsukan tanda tangan ibunya. Billy terpaksa masuk ke loteng untuk menganbil kotak uang yang telah ia buang. Ternyata hal itu bencana baginya. Ia bertemu dengan si pembunuh berantai di loteng. Ayahnya, Simon, masih hidup!
Jack mengurung ketiga saudaranya dalam loteng. Ia berusaha melawan ayahnya. Sementara itu si pengacara muda yang penasaran malah masuk ke dalam rumah. Ia membuka loteng, dan langsung mencium bau busuk. Betapa terkejutnya ia ketika menemukan tiga mayat yang membusuk di bawah selimut. Disinilah Film drama misteri ini mulai terasa melintir plotnya. Aku sempat bingung mencerna, mencoba mengingat beberapa plot yang mungkin terlewat.
Allie sangat terkejut dengan kenyataan yang ada setelah membaca buku dari Jane. Ia pergi ke rumah Jack. Di sana ia menemukan ketiga mayat dan Tom, pengacara muda yang sekarat. Allie sangat takut ketika menyaksikan Jack yang berbicara sendiri dengan suara berbeda-beda. Tapi Allie melihat sendiri, Jack berpindah posisi dengan cepat, bersuara seperti Jane, Billy, dan Sam. Seolah Ia sedang mengobrol dengan ketiga saudaranya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Review The Autopsy Of Jane Doe
Film horor supranatural ini sangat keren menurutku. Menegangkan, penuh misteri juga plot twist. Padahal secara keseluruhan hanya dua orang aktor yang aktif berperan selama film berjalan, selain si mayat tentunya. Tapi ceritanya sarat dengan ketegangan sehingga yang menonton pasti lupa bernapas. The Autopsy of Jane Doe disutradarai oleh André Øvredal dan diperankan oleh Brian Cox, Emile Hirsch, juga Ophelia Lovibond.
![]() |
Sumber gambar : Radar Malioboro |
Film ini menceritakan dua orang petugas otopsi dari keluarga Tilden, yakni Tommy Tilden dan putranya Austin Tilden. Tommy Tilden seorang alhi bedah forensik yang dpercayai pihak kepolisian. Suatu hari, Sherif Sheldon menemukan kasus pembunuhan di sebuah rumah. Seluruh penghuni rumah tewas dengan asumsi saling membunuh. Keanehan terus berlanjut hingga penemuan sesosok mayat perempuan yang tubuhnya terkubur setengah. Mayat itu dalam keadaan utuh tanpa luka.
Sherif membawa mayat perempuan itu ke rumah Tilden untuk diotopsi. Emma kekasih Austin datang untuk mengajak jalan-jalan. Dia juga penasaran dengan mayat yang diotopsi oleh Austin. Emma mendesak untuk melihat beberapa mayat yang ada di rak. Dia memilih mayat perempuan dengan lonceng di kakinya. Tommy mengatakan lonceng itu untuk memastikan mayat benar-benar sudah tidak bernyawa.
Austin berjanji akan menyusul Emma jam 11 malam setelah membantu ayahnya mengotopsi mayat perempuan yang dibawa sherif. Sheldon menamai mayat itu Jane Doe. Tommy penasaran dengan Jane. Seperti biasanya ia merekam proses otopsi. Saking antusias ingin memecahkan misteri Jane Doe ini, Tommy dan Austin sampai lupa menyalakan radio seperti biasanya. Austin mulai gelisah ketika otopsi berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Ia teringat janjinya pada Emma.
Keanehan mulai terjadi ketika otopsi dimulai. Ada serangga yang keluar dari hidung Jane. Hidung Jane mulai mengeluarkan darah. Mereka juga menemukan lidah Jane terpotong. Kedua sendi tangan serta kaki juga remuk, tapi tanpa luka luar. Darah segar keluar ketika tubuh Jane mulai disayat. Hal ini sangat tidak wajar karena Jane sudah mati berjam-jam. Biasanya hal itu terjadi pada seseorang yang baru saja meninggal.
Kemudian tiba-tiba radio menyala sendiri dan memutar musik yang seram. Austin mengajak ayahnya keluar, tapi Tommy menolak. Keanehan makin menjadi setelah Tommy menemukan kain yang membungkus gigi di dalam lambung Jane. Kain itu memuat gambar simbol dan huruf-huruf. Ketika otopsi berlangsung ada pemberitahuan badai dari radio. Film semakin menegangkan sewaktu kulit Jane dibuka. Ternyata ada gambar simbol yang mirip dengan gambar di atas kain dibalik kulit mayat itu.
Teror semakin menjadi-jadi ketika lampu mati karena badai. Lift tidak bisa digunakan. Tommy dan Austin terjebak di ruang otopsi. Seramnya, mayat-mayat yang ada di rak menghilang. Suara lonceng terdengar sepanjang malam meneror mereka berdua. Akhirnya Tommy mengajak Austin untuk menyelesaikan otopsi demi mengungkap misteri. Mereka berhasil memecahkan arti simbolnya. Jane Doe ternyata seorang penyihir yang membawa kutukan. Setiap manusia yang terlibat dengan mayatnya akan berakhir dengan kematian.
Film The Autopsy of Jane Doe sangat mengguncang nalarku. Ketegangan diperkuat dengan sinematik film yang keren, membuat penonton seperti terhisap ke dalam ceritanya. Film ini juga mendapat pujian dari raja horor Stephen King. Yang menjadi pertanyaannya, apakah di rumah krematorium itu ada yang selamat dari teror Jane Doe?
Kesimpulan
Untuk pecinta film, Catchplay recomended sekali. Nonton film streaming terasa lebih mengasyikkan karena pilihan genrenya banyak. Filmnya bagus-bagus, yang terbaru juga ada. Aku suka dengan film-film pendeknya. Film pendek Indonesia yang berkualitas. Ada anime juga, serta jenis film serial lainnya. Pokoknya harus nyoba deh nonton di web streaming-nya, dijamin bakal jadi teman setia di akhir pekanmu.
0 Komentar
Halo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.