A Wizard of Earthsea: Ini Dia Buku Yang Mengilhami Cerita Harry Potter


Judul: A Wizard of Earthsea
Penulis: Ursula K. Le Guin
Cetakan 1: Juni 2010
Penerbit: Media Klasik Fantasi
Jumlah Halaman: 335

A Wizard of Earthsea


Rasa penasaran pada Kampung Buku membawa saya menemukan kisah fantasi yang ajaib ini. A Wizard of Earthsea merupakan buku pertama dari The Earthsea Cycle. Saya baru menyadari apabila buku ini merupakan kisah awal Sparrowhawk sebelum menempuh banyak petualangan lainnya. Di cover depannya tertulis "Buku pertama The Earthsea Cycle". Sebuah buku yang gaya tuturannya sangat berbeda dari buku fantasi lainnya, benar-benar klasik. Imajinasi pembaca dibawa oleh rangkaian kata demi kata yang menghipnotis. Mendobrak batas nyata dan fantasi, memaksa otak untuk membuka diri menjadi liar. Penuh imajinasi. Minimnya dialog, berhasil memaksa otak membentuk dan menciptakan plot demi plot cerita penuh fantasi. Sangat memukau.

Karena minim dialog ini yang membuat buku ini terasa berbeda. Saya sebagai pembaca harus bisa menyelami setiap karakter. Harus jeli memahami setiap setting yang berbeda. Dialog dalam buku ini sangat sedikit menggambarkan kerumitan masalah yang dialami karakter utama. Barangkali untuk orang yang kurang suka membaca akan terasa membosankan.


Sparrowhawk

Adalah penyihir terkenal yang berasal dari Pulau Gont. Pulau Gont berbentuk gunung yang menjulang setinggi 1 mil di atas laut Timur Laut. Pulau ini terkenal penghasil penyihir yang tersebar sebagai pelayan penguasa kepulauan atau pengelana. Sparrowhawk disebut sebagai penyihir terbaik di zamannya. Kehebatan beserta petualangannya tertuang dalam Deed og Ged--Hikayat Ged.

Sparrowhawk terlahir sebagai anak bungsu dari 7 bersaudara. Ibunya memberi nama Duny. Nama terbaik yang bisa diberikan oleh wanita yang hanya bisa menemaninya satu tahun kurang. Ayah Duny seorang pengrajin perunggu yang pendiam. Duny tumbuh liar dan sangat temperamental. Dia juga sangat menjaga harga dirinya. Takkan dibiarkannya seorang pun menghina dirinya.

Blurb


Duny memiliki seorang bibi penyihir. Saat usianya 7 tahun, Duny tanpa sengaja mendengar bibinya meneriakkan kata-kata berirama pada kambing bandel yang tak mau turun dari atap. Kata-kata berirama bibinya berhasil membuat kambing itu turun.  Keesokan harinya, Duny mempraktekkan kata-kata tersebut pada sekelompok kambing. Ajaib! Kambing-kambing itu langsung menurut. Mereka bergerombol, mengelilingi Duny. Duny sangat senang melihatnya. Dia mulai berteriak lagi. Kambing-kambing itu makin bergerombol, mengitarinya. Duny jadi ketakutan melihat tanduk mereka yang panjang. Dia pun berlari sambil menangis. Penduduk desa keheranan menyaksikan kawanan kambing yang turun ke desa, sedangkan di tengah hewan-hewan itu ada seorang anak yang menangis.

Berawal dari kejadian Duny dengan kambing-kambing itulah bibinya menyadari jika dia bukan anak biasa. Wanita itu lalu membawa Duny ke pondoknya, dan mulai mengajarinya berbagai mantra yang mudah. Duny dengan cepat menyerap semua yang diajarkan. Bibinya sangat takjub ketika menyadari Duny memiliki kemampuan mengubah mantra. Dia bisa menciptakan mantra sesuai dengan kondisi. Salah satu ilmu ilusi ringan yang diajarkan penyihir pengubah cuaca membuatnya dirinya terkenal di kemudian hari. Dan membuatnya diberi julukan Sparrowhawk.


Bangsa Karg, Ogion, dan Ged

Bangsa Karg terkenal sebagai penakluk. Mereka datang ke Pulau Gont penuh semangat untuk menalukkan. Penduduk Gont bukanlah petarung. Mantra sihir yang penyihir mereka tahu juga hanya ilusi biasa. Beruntung ada Duny yang banyak akal. Dengan kelihaian menciptakan mantra, Duny mengakali kabut yang turun di desa. Dia mengikat dan merajut kabut sehingga membuat bangsa Karg ketakutan. Penduduk desa berhasil mengusr bangsa Karg berkat kabut buatan Duny. Meskipun harus kehilangan semua kekuatannya, Duny berhasil membuat semua orang kagum. Dia jadi pembicaraan di semua pulau.

Ogion, sang Magi sejati dan terkenal juga tertarik pada Duny. Dia berjanji akan mengangkat Duny jadi muridnya sesuai keinginan seluruh penduduk Gont. Duny dibawa ke air terjun Ar ketika berusia 13 tahun. Nama Duny dicopot dari dirinya. Ogion, sang Magi agung memberi nama sejati, Ged, padanya. Ogion lalu membawa Ged pergi dengannya. Ged sangat antusias. Dia berharap mendapat banyak ilmu sihir dari Ogion.


Bayangan

Kenyataannya di luar ekspektasi Ged. Ogion tidak mengajarinya mantra-mantra. Ged malah diminta untuk menggembala kambing dan kegiatan biasa lainnya. Selain huruf Rune, tidak ada lagi hal menarik lain yang bisa dikerjakan Ged. Lama kelamaan Ged jadi kesal. Akhirnya ia pun mulai mengotak atik kumpulan buku Ogion. Tanpa sengaja Ged menemukan sebuah buku antik. Isinya mantra-mantra larangan yang seharusnya tidak dia baca. Haus ilmu membuat Ged melupakan etika. Dia melahap isi buku tersebut hingga membangkitkan bayangan kematian. Beruntung Ogion berhasil melenyapkan bayangan itu. Ged untuk kali ini selamat.

Bayangan dalam buku ini jadi mengingatkan saya pada Voldemort di Harry Potter. Ged tidak tahu nama bayangan sampai di akhir pertempuran nanti. Sedangkan Harry tahu nama musuhnya tapi tabu untuk disebutkan. Bayangan dan Voldemort sama-sama terbentuk wujudnya dari menyerap kekuatan musuhnya. 


Sekolah Sihir

Ogion kecewa dengan kelancangan Ged. Sang Magi akhirnya memberikan pilihan pada Ged, tetap bersamanya atau pergi ke Pulau Roke. Ged yang haus ilmu tentu saja memilih Pulau Roke. Ogion mau tak mau menghormati keputusan Ged. Dia melepas kepergian Ged pergi ke sekolah sihir di Pulau Roke.

Sekolah Roke memiliki pintu masuk yang tidak biasa. Mengingatkan pada Hogwards yang memiliki berbagai pintu magic. Ged disambut penjaga pintu yang sebenarnya merupakan guru sihir di sekolah Roke. Ged merupakan murid yang cerdas. Dengan cepat dia berhasil menyingkirkan cemoohan para senior dengan kecerdasannya. Ged sangat tidak menyukai Jasper yang selalu menghinanya. Puncaknya ketika Jasper menantangnya untuk memanggil orang mati. Ged teringat mantra di buku terlarang milik Ogion. Demi harga dirinya, Ged menerima tantangan Jasper untuk memanggil orang mati. Ini adalah kesalahan fatal! Ged kembali membangkitkan kekuatan hitam. Dan kali ini tidak ada Ogion yang menolongnya.

Sekolah Roke


Kekuatan Ged ternyata membuat bayangan hitam bangkit. Iblis itu membuat wajah Ged terluka. Pimpinan Sekolah Roke hingga tewas akibat usahanya melawan si bayangan. Ketika Ged bangun dari pingsannya dia tersadar jika sangat dibenci semua orang. Kehilangan kekuatan akibat memakai mantra terlarang telah membuat Ged hilang kepercayaan diri. Tahun demi tahun di Sekolah Roke digunakannya untuk belajar dan menebus dosa. Hingga akhirnya Ged menjadi Soccerer. Ged diperintahkan menjadi penyihir untuk melindungi sebuah pulau dari serangan naga. Di pulau ini Ged belajar cara membuat perahu dan berlayar tanpa menggunakan mantra. Ternyata keahlian ini sangat membantu dalam petualangannya nanti.


Otak

Hal menarik lainnya di buku ini adalah si Otak. Apabila Harry Potter memiliki Hedwig si burung hantu, maka Ged memiliki si Otak. Otak jadi teman yang selalu menemani Ged. Makhluk Earthsea yang disebut Hoeg ini selalu bersembunyi di tudung kepala Ged. Otak menemani Ged kemanapun ia pergi. Hoeg sangat setia, hingga bayangan hitam itu mengejar dan hampir membunuh dirinya dan tuannya sekalipun.


Akhir Perjalanan

Bayangan hampir membuat Ged mati dan membuatnya terdampar di sebuah negeri aneh. Selama berada di negeri aneh itu Ged menyadari sesuatu. Ternyata semua orang hanya ingin memanfaatkan kekuatannya untuk kepentingan mereka sendiri. Ged berhasil melarikan diri dari amukan penguasa negeri tersebut dengan berubah wujud menjadi elang. Ged terbang hingga hampir mati. Ogion menemukannya dalam keadaan lemah, lalu mengubahnya kembali menjadi manusia.

Ogion mengobati Ged. Sang Magi bijaksana memberinya nasehat untuk berputar balik. Bukan berlari, tapi berbalik untuk mengejar. Ged berpendapat hal itu masuk akal. Akhirnya Ged berpetualanga dari satu pulau ke pulau lain untuk mengejar si bayangan. Selama dalam perjalanan dia menyadari begitu banyak yang membencinya. Dari Vetch, sang sahabat sejati, Ged mengetahui jika si bayangan sekarang telah mengambil wujud kasar dirinya. Si bayangan sekarang hampir menyerupai Ged.

Vetch bersikeras untuk menemani Ged mengejar si bayangan. Ged mengabulkan keinginan tersebut dengan berat hati. Menggunakan perahu sederhana yang dikat dan dirajut dengan mantra, kedua sahabat itu membelah lautan mengejar bayangan. Vetch tidak menyadari perjalanan ini sangat berbahaya. Sampai ia menyadari kekuatannya makin hilang ketika jauh dari daratan. Berbeda dengan Ged yang dapat melihat apa tidak dilihat Vetch. Inilah kekuatan besar yang disebut-sebut semua penyihir yang ada dalam diri Ged. Ged sanggup melihat arah yang benar di lautan. Bahkan dia berjalan di atas pasir yang sejatinya masih berwujud air laut di mata Vetch. Dengan keyakinan besar, Ged menyebut nama sejati si bayangan untuk mengalahkannya dalam pertempuran.


Keseimbangan

A Wizard of Earthsea mengajarkan tentang keseimbangan dan penguasaan diri terhadap kekuasaan. Nama sejati yang dimiliki setiap makhluk hidup dan benda, sejatinya merupakan intisari kehidupan. Rahasia yang hanya diketahui semesta. Dan artinya itu semua untuk menjaga keseimbangan. Karena kekuatan sihir takkan berpengaruh besar pada sesuatu yang tak diketahui nama sejatinya. Buku ini juga mengajarkan sihir tak dapat digunakan sembarangan. Layaknya lingkaran semesta yang sempurna. Takkan mungkin waktu matahari terbit digantikan oleh waktu bulan terbit. Demikian juga sihir akan mengubah tatanan keseimbangan yang telah ditetapkan semesta. 

Jika sihir mengubah wujud seseorang, maka akan ada ketidakseimbangan di lingkarannya. Seperti berubah wujud menjadi seekor elang. Semisalnya, elang tersebut seharusnya terbang mencari buruan untuk makanan anak-anaknya. Anak-anak elang tersebut bisa mati karena tidak mendapat makanan. Kematian anak elang tersebut bisa mengurangi jumlah burung elang. Hewan pengerat yangseharusnya diburu juga malah merajalela sehingga merusak ladang pertanian, demikian seterusnya. Berbagai tatanan keseimbangan akan rusak karena sihir.

Buku ini mengajarkan kebijaksanaan menghormati keseimbangan alam. Melatih agar dapat menguasai napsu akan kekuasaan. Mendidik agar tidak sombong. Sebuah buku fantasi yang indah. Kalimat-kalimatnya penuh kebijaksanaan, hingga sanggup membuat saya untuk memutuskan membaca ulang.




Posting Komentar

0 Komentar