Katanya minat baca masyarakat semakin berkurang saat ini. Tidak perlu repot menganalisa, buktinya bisa terlihat di kehidupan sehari-hari. Dimana-mana, orang sibuk dengan ponselnya masing-masing. Chating, scroll layar, dan sibuk menonton berbagai postingan yang muncul di beranda media sosial seolah jadi pemandangan biasa. Jarang sekali aku melihat yang membaca buku pada saat naik kendaraan umum. Semakin jarang pula aku melihat orang membaca di ruang publik seperti taman dan lainnya. Dulu masih banyak yang terlihat membaca koran. Sekarang semua orang sibuk dengan ponselnya.
![]() |
kegiatan Membaca Senyap |
Kemajuan teknologi digital memudahkan kita mengakses berbagai informasi. Termasuk sumber bacaan yang kini dapat diakses melalui ponsel. Kini, kita lebih tertarik 'membaca' berbagai berita dari postingan video. Bahkan lebih memudahkan membaca satu buku dengan mendengarkan video review buku yang ada. Berkat digitalsasi semua jadi serba mudah, praktis, serta tidak memakan banyak waktu.
Sayangnya, kecanggihan digital malah membuat kita malas membaca. Termasuk aku sendiri merasakan dampaknya. Untuk saat ini aku masih sempat memaksakan diri untuk terus membaca. Sekarang membaca untuk setengah jam saja terasa begitu lama. Ini untuk membaca buku yah. Lain halnya ketika membaca melalui ponsel atau komputer. Satu jam itu terasa cepat berlalu. Tentu saja yang aku baca kebanyakan artikel atau cerpen. Aku memilih membaca dari buku untuk jumlah kata yang lebih banyak, seperti misalnya novel. Alasannya sederhana, untuk jumlah kata yang lebih banyak mata akan terasa cepat lelah kalau membaca lewat layar biru.
Membaca Senyap Di Gramedia
Karena sering menonton dan scroll postingan video daya bacaku jadi ikut menurun. Biasanya aku akan tahan berjam-jam membaca sebuah buku fiksi. Saat ini, setengah jam bisa duduk anteng membaca saja sudah terasa sangat mewah. Lalu apa yang aku lakukan untuk mengembalikan daya bacaku sendiri? Terus terang, aku mencoba mengurangi berinteraksi dengan akun media sosialku sendiri. Tentu saja hal ini tidak mudah, karena aku sendiri bekerja menggunakan media sosial. Hanya saja efeknya bagus untuk konsentrasi. Semakin sedikit scrolling video di ponsel, semakin tinggi daya fokusnya.
Beruntung sekali minggu kemarin ada notif di grup tentang Membaca Senyap. Aku sendiri belum paham dengan kegiatannya. Hanya saja kemarin diadakan di Gramedia. Mengingat sudah hampir seabad aku tidak ke sana, akhirnya G-form pendaftaran acaranya aku isi. Hitung-hitung berkegiatan positif sambil mencari buku yang bagus nantinya. Seperti itu sih awalnya niatku ini.
Tentu saja karena penasaran, aku pun mencari informasi lebih tentang kegiatan Membaca Senyap ini. Ternyata kegiatan membaca yang diadakan di Gramedia Manyar Surabaya ini digagas oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Membaca Senyap ini diadakan dalam rangka ulang tahun KPG yang ke-29. Sebelumnya acara serupa juga diadakan di Gramedia Jakarta. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengajak kita jeda sejenak dan melambat. Kembali belajar membaca diharapkan dapat mengembalikan fokus kita yang tersedot oleh modernnya digitalisasi.
Membaca 60 Menit Tanpa Jeda
Pada pukul 10 siang acara Membaca Senyap dibuka oleh co founder-nya, Mbak Shafira. Kegiatan membacanya sendiri tanpa diskusi. Jadi peserta hanya duduk membaca buku milik masing-masing. Adapun lama membacanya sendiri adalah 60 menit tanpa jeda.
Sebuah prestasi buatku karena kemarin berhasil membaca selama satu jam penuh. Padahal buku yang aku bawa lumayan berat ceritanya. Tapi memang waktu saju jam itu sangat pas. Karena 2 menit sebelum pukul 11 siang aku mulai merasa mengantuk dan sedikit bosan. Bisa jadi karena membacanya di siang hari. Next aku akan mulai membiasakan diri lagi membaca di malam hari.
![]() |
beberapa buku terbitan KPG |
KPG sendiri terinspirasi dari kegiatan Hestiana Istiviani lewat Instagram @bacabareng.sbc. Penasaran langsung aku meluncur ke instagram tersebut. Ternyata kegiatan membacanya banyak sekali. Asyik sekali melihat berbagai foto yang mengabadikan Membaca Senyap di ruang publik. Pesertanya juga sangat banyak. Mungkin kegiatan Minggu kemarin kurang diinformasikan sehingga pesertanya tidak begitu banyak.
Walaupun begitu aku cukup senang karena selain mendapatkan kegiatan positif baru. Aku juga jadi bisa menambah banyak teman. Oh, ya, di acara kemarin juga ada sesi tanda tangan dengan penulis buku "Hidup Gini-gini Aja, Nggak Apa-apa", Mbak Vema Novitasari. Selain itu ada juga sesi foto bersama.
![]() |
bingkisan dari kegiatan Membaca Senyap |
Yang mengejutkan, bingkisan dari KPG isinya sangat di luar dugaan. Sebelumnya sempat di-spill oleh Mbak Shafira apabila isinya itu adalah buku catatan untuk buku yang telah dibaca. Ternyata isinya lebih dari yang telah disebutkan. Ada hadiah buku bacaan juga di dalamnya plus gantungan kunci. Wah, kalau hal ini benar-benar di luar ekspektasi aku sebenarnya. Terima kasih banyak KPG atas acara Membaca Senyap yang super keren. Thanks juga buat bingkisannya. Sekarang jadi bertambah koleksi buku yang harus aku baca. Next, semoga bisa ikut lagi berbagai kegiatan dari KPG.
20 Komentar
I FEEL YOU, MBAK!! Aku juga merasakan hal yang sama lho! Dulu rasanya baca buku berjam-jam rasanya nggak kerasa. Sekarang tuh baca setengah jam aja udah berasa kayak lama banget. Aku sempat mikir apa kebanyakan scroll media sosialnya. Hahaha..,
BalasHapusTapi di benera deh! Aku beberapa kali ikut silent reading itu malah lebih nyenengih daripada baca sendiri. Karena ya, banyak temennya yang sama-sama baca. Jadi sungkan kalau mau pegang hp. :D
Kadang yang kita butuh tuh bukan hiburan bising, tapi jeda dan ketenangan kayak gini. Aku dan Suami udah mulai baca buku lagi pas penat
BalasHapusMeski miris tapi emang bener jaman sekarang sedikit yang suka baca buku fisik uhu sedih sih
BalasHapusWah, ini top banget! Membaca senyap itu kayak kasih jeda dari kebisingan medsos. Tenangin pikiran, bikin fokus, sekaligus quality time sama diri sendiri. Kebiasaan simpel tapi powerful! Beneran refreshing banget buat recharge otak. Mantap buat yang butuh ‘me time’ berkualitas tanpa gangguan.
BalasHapusSetelah baca artikel ini saya jadi pengen ke gramedia juga wkwk...tapi selalu saja ada alasan ke gramedia tidak bisa berlama lama, karena godaan resto sebelahnya....
BalasHapusOrang bilang readgasm, kenikmatan dari membaca senyap. Kita dapat pengetahuan yang kenikmatannya tidak bisa didapat orang lain, pengalaman pribadi yang setara spiritual. Semoga Gramedia lain juga menyediakan fasilitas serupa biar warga bisa membaca senyap, dulu agak susah ya harus berdiri, sekarang sudah ramah banget, ada tempat duduk bahkan nyediain tempat baca khusus ya...
BalasHapusBaguss banget kegiatannyaa, jadi nostalgia dulu suka bisa seharian di Gramedia buat baca-baca buku di sana. Sekarang boro2, ada buku digital gratis aja suka nggak ada waktu.
BalasHapusSeru juga kayaknya ada event membaca bersama. Saya juga pengen banyak membaca buku (lagi) tapi ponsel ini memang menarik perhatian. Tp mau bagaimana, pekerjaan dan tugas banyak berkaitan dengan ponsel.
BalasHapusaku sekarang juga merasa, kalau membaca setengah jam rasanya lama bener. Padahal dulu novel setebel gaban, aku baca seharian aja betah banget.
BalasHapusMungkin sekarang udah banyak media untuk membaca ya, jadi punya banyak pilihan.
Tapi aku sendiri masih seneng pilih buku fisik, karena bisa dibawa kemana-mana, dan harapannya di perjalanan bisa dibaca, meskipun kenyataannya juga nggak berhasil
Selama ini aku masih rutin baca buku fisik, krn memang ga pernah suka buku digital. Baca 1 jam penuh memang cocok sih, udh pas. Lebih lama dr itu bakal bosan.
BalasHapusAku sendiri bikin jadwal membaca 3 jam sehari, tp aku bagi2 mba. 1 jam utk baca buku fisik , 2 jam utk BW, biasanya dpt 20 blog sehari. Dengan begitu kebiasaan membaca tetep terpupuk
Saya kalau membaca pasti senyap alias baca dalam hati. Yang saya rasakan memang lebih bisa fokus dan kalau bukunya seruu gak terasa tiba² bukunya habis.
BalasHapusBagus banget program yang diinisiasi oleh Gramedia ini, bisa meningkatkan minat baca yaa.
Kegiatan Membaca Senyap ini terdengar seperti cara yang sederhana tapi sangat bermakna untuk kembali terhubung dengan buku di tengah hiruk-pikuk dunia digital,
BalasHapusSenangnya bisa membaca nyaris sejam tanpa distraksi. Saya berminat sekali bergabung seandainya diadakan acara serupa di Gramedia daerah saya atau yang diinisiasi pergerak baca senyap bareng lainnya.
BalasHapusWah, seru banget ceritanya! Terlihat banget antusiasmenya saat ikut kegiatan KPG dan menemukan inspirasi dari akun @bacabareng.sbc. Kegiatan Membaca Senyap di ruang publik memang punya daya tarik tersendiri—sederhana tapi penuh makna. Bisa berkumpul dengan orang-orang yang punya minat sama, lalu menikmati momen tenang bersama, itu pengalaman yang nggak mudah dilupakan.
BalasHapussekarang memang makin jarang ya kita melihat orang membaca buku gitu. aku sendiri juga sekarang harus benar-benar meluangkan waktu untuk membaca tapi sebenarnya sekarang baca buku juga bisa pakai hape sih di aplikasi digital makanya bisa jadi itu juga yang membuat orang jarang bawa buku ke mana-mana
BalasHapusDaku kalau mau baca selama 1 jam full kudu ada sesuatu, entah itu sambil dengerin musik, lagi dalam perjalanan atau sambil ngemil biar semangat haha
BalasHapusSeru banget membaca sama2 bisa menumbuhkan minat baca aku kalau membaca sndiri emang butuh tenang sih buat aku membaca menumbuhkan hiburan
BalasHapusTulisan yang menenangkan, seperti napas dalam di tengah hiruk pikuk. Membaca sebagai bentuk jeda benar-benar jadi pengingat bahwa diam pun bisa penuh makna.
BalasHapusHarus aku akui kalau aku sendiri sekarang udah jarang baca buku. Kalau ada baca senyap kaya gini, kayanya bakal ikut biar otak agak terisi, bukan hanya baca-baca di sosial media
BalasHapusJadi, teknik membaca senyap itu jauh dari distraksi apapun dan hanya fokus ke membaca 1 buku yaa..
BalasHapusAku iri juga sama yang bisa menghabiskan bacaan di waktu tertentu.
Karena akhir-akhir ini, aku hanya baca satu dua buku dan berhenti di tengah-tengah. Saaadd...
Halo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.