Tersesat Di Wisata Mangrove Gunung Anyar Surabaya

blog_cerita_kita



Ceritanya waktu itu aku dan temanku sama-sama bete. Dia bete karena kerjaan yang banyak, dan aku illfill karena merasa harus selalu menemani dia jalan di akhir pekan. Padahal aku itu lebih enjoy bepergian sendirian. Jadi ceritanya aku waktu itu lagi mogok jalan, diajakin kemanapun pasti ogah jawabannya.

"Hah, kemana?" Aku menajamkan telinga ketika kemarin dia mengajak ke suatu tempat, maksudnya cuma ingin meyakinkan apa yang kudengar saja.

Terdengar gerutuan di balik telepon sana, "Hutan Mangrove ...."

"Bukannya udah pernah ke sana?"

"Ini beda." Tegasnya lagi. Dari nadanya sudah dipastikan aku harus mau ikut walaupun sebenarnya mager.

Akhirnya, di siang bolong, sambil bersungut-sungut tentunya, aku mengikuti kemauannya untuk ke hutan mangrove. Dari depan rumah kami naik feeder 3. Aku naik saja tanpa banyak tanya, karena setahuku feeder 3 ini katanya memang lewat hutan mangrove. Lima belas menit kemudian baru aku menyadari kalau jalan yang dilalui berbeda.

"Ini kita mau ke mana sih?" tanyaku gusar, tiba-tiba saja takut kena prank.

"Ke Mangrove pan ...."

"Iya, tapi pan jalannya yang tadi itu pan harusnya?"

"Ke Mangrove Gunung Anyar," jawabnya lagi santai.

"Mangrove Gunung Anyar?" 

Tetiba otakku sedikit cerah. Oalah, ternyata hutan mangrove yang kita tuju itu bukan hutan yang sebelumnya. Kalau begini ceritanya sih beneran kaya kena prank sih. Akhirnya, aku nikmati saja perjalanan naik feeder tanpa banyak tanya. Apalagi aku sibuk memerhatikan kanan dan kiri jalan. Karena memang baru pertama kali ini aku menjelajah daerah Gunung Anyar.

Tempat Parkir Yang Luas

Setelah perjalanan yang lumayan membuat ngantuk, feeder mulai memasuki jalan paving block. Pemandangan pun mulai asri, terutama di bagian sebelah kiri. Ada sungai di bawah jalan, dan dipenuhi perahu-perahu yang diparkir. Aku menduga, kalau menyusuri sungai dengan perahu pasti sampai di laut. 

Tak lama kemudian, feeder belok memasuki tempat parkir yang luas. Transmoda umum ini hanya menaikkan dan menurunkan penumpang saja di tempat ini. Untuk parkir mobil ada di bagian belakang, sedangkan motor di parkir di bagian depan. Untuk karcis parkir motor biasanya diberikan oleh petugasnya ketika kita sudah parkir kendaraan. Aku tahu hal ini setelah kunjungan berikutnya yang menggunakan kendaraan pribadi.

Hutan Mangrove Gunung Anyar

Kemudian kami pun mulai menyusuri jalan yang asri menuju pintu masuk wisata Mangrove Gunung Anyar. Melihat jalan yang lumayan jauh, aku mulai curiga, jangan-jangan di hutannya kita harus mengandalkan kekuatan kaki. Apalagi kulihat ada beberapa pengunjung yang membawa sepeda. Jadi agak menyesal juga tadi tidak memakai sepatu olahraga.



Hutan Mangrove Gunung Anyar beralamat di Jalan Raya Wonorejo No. 1, Rungkut Surabaya. Jam buka tempat wisata ini dari pukul 08.00 pagi hingga 16.00 sore hari. Untuk yang naik kendaraan umum, feeder saat ini hanya masuk sampai tempat parkir di Sabtu dan Minggu saja. 

Buku Tamu

Aku tidak memakai judul tiket karena memang untuk menikmati wisata ini tidak membeli tiket masuk. Pengunjung hanya dipersilahkan untuk mengisi buku tamu saja di pintu masuk oleh petugasnya. Oh, ya, pengunjung juga bisa memilih kendaraan untuk disewa yang diparkir dekat petugas, ada motor dan mobil listrik. Untuk harga sewanya disesuaikan dengan kapasitas penumpang yang bisa diangkut oleh kendaraannya. Kalau tidak salah harga mulai dari 100 ribu rupiah. By the way, adanya kendaraan yang bisa disewa ini makin meyakinkan aku kalau hutan ini memang cocok untuk olahraga kaki.

Toko souvenir


Biar nggak bingung, ada baiknya yang baru datang berkunjung mempelajari dahulu peta wisata hutannya. Peta besar dipampang di depan toko souvenir. Omong-omong soal tiket, memasuki tahun 2024 ini bisa saja ada kebijakan baru dari pemerintah. Karena hutan mangrove ini memang dikelola oleh pemerintah. Jadi siapkan saja sejumlah uang untuk jaga-jaga harus membayar tiket masuk.

science centre


Fasilitas Wisata Yang Lengkap

Fasilitasnya lengkap, Rek! Sempat adu mulut juga awalnya sama teman, katanya di tempat ini tidak ada toilet. Mana mungkin dong! Karena baru pertama kali saja jadinya masih bingung. Padahal toiletnya di dekat pintu masuk juga ada. Di sebelah kanan pintu masuk ada jalan kecil di rerumputan gitu. Ternyata itu nyambung ke toilet, perpustakaan, musala, dan ruangan pemutaran film. Eh, selengkap ini? Tentu saja iya. Jujur aku suka dengan tempat wisata yang ada perpustakaannya. 

perpustakaan

Untuk toilet juga ada di dekat Science Centre. Toiletnya juga bagus dan bersih, pokoknya suka sama tempat wisata ini. Oh, ya, kalau beruntung, pas datang ke hutan mangrove ini suka ada yang karaokean di dekat Science Centre. Lumayan menghibur juga menontonnya. Lucu melihat gaya joged ibu-ibu yang mengiringi penyanyi karaokenya. Kalau Sabtu dan Minggu memang wisata mangrove ini banyak dikunjungi wisatawan. 

Kantin Yang Adem

Aku paka kata adem karena kantin atau tempat makan yang disediakan memang nyaman. Tersedia tempat cuci tangan yang bersih, stop kontak buat ngecas, ada kipas angin juga, tempat duduk yang lumayan banyak. Dan tempatnya itu bersih, Rek! Jajaran kios jajanannya tidak usah ditanyakan lagi, enak-enak pokoknya. Aku sampai punya kios favorit untuk membeli jeruk peras, seger soalnya. Pokoknya kantinnya bagus, nggak abal-abal.

kantin


Arena ATV

Di sebelah kiri jalan, antara, Science Centre dan kantin itu ada jembatan yang bagus banget. Lengkungan-lengkungan besi di atasnya itu menambah kesan mewah dan mahal. Kalau kita menyeberang jembatan, lalu belok kanan, di sebelah kiri jalan terpampang jelas judul Arena ATV. Ini untuk disewakan? Sudah jelas dong, ATV-nya untuk disewa oleh pengunjung. ATV bisa disewa dengan harga 50 ribu per orang.

ATV


Perahu Susur Sungai

Aku belum sempat mencoba naik untuk menyusuri sungai hingga ke laut. Soalnya jogging track di hutan mangrove ini cukup menyita tenaga. Padahal kayaknya seru naik perahu menyusuri sungai itu. Next, kalau ke tempat ini lagi pasti langsung naik perahu saja. Untuk naik perahu pengunjung cukup membayar 20-25 ribu saja.

perahu susur sungai


Katanya masih ada wisata air yang tiketnya 12 ribu, tapi aku belum sempat bermain ke sana. Sepertinya memang harus naik perahu dahulu baru bisa menikmati wisata air yang satunya.

Jogging Track

Ini adalah jauh yang terlalu jauh, canda temanku waktu itu. Pertama kali ke tempat wisata ini kami langsung naik ke jogging track yang didesain ciamik. Jalannya itu dari kayu gitu. Terus kanan dan kiri dipenuhi pepohonan, tentu saja dari berbagai jenis bakau. Pengunjung bisa mempelajari jenis tumbuhannya dari display yang ada di tepi jalan. Tinggal di-scan saja, langsung muncul penjelasannya di ponsel kita.

jogging track dari kayu


Lanjut tentang jogging track, jalur jalan kaki ini dilengkapi dengan gazebo-gazebo unik. Cantik sekali pokoknya desainnya, dari kayu semua. Jogging track-nya sempat membuat bingung juga. Kita jadi berputar-putar di tempat yang sama sampai dua kali. Mungkin otaknya kurang oksigen karena selama seminggu kurang olahraga. But, jalur jalan kakinya oke banget. Pokoknya, untuk yang mau ke sini harus pakai sepatu yang nyaman, karena pasti jalan kakinya lumayan.

Tersesat Di Hutan Mangrove

Omong-omong soal tersesat di jogging track, ceritanya kita itu penasaran sama Menara Pantau. Jalur jalan kakinya sepintas memang mirip labirin. Jadi, kalau yang kurang konsen seperti aku pasti sedikit bingung arah. Nah, setelah sempat linglung berputar dua kali di tempat yang sama, akhirnya kita menemukan jalan yang benar. Sebenarnya Menara Pantau ini tinggal lurus saja dari pintu masuk. Setelah jalannya mentok lanjut belok kanan. Karena aku jalannya dari jogging track, jadinya agak bingung arah.



Jalan menuju Menara Pantau itu sejuk banget menurutku. Di kanan kirinya banyak pohon bakau, terus ada semacam danau kecil gitu di sebelah kiri. Jadi udaranya blass, segar sekali rasanya. Menara Pantaunya lumayan tinggi juga menurutku. Salah satu tantangannya tangga putarnya itu. Aku memang suka agak pusing kalau naik tangga putar, tapi ternyata sabarku terbayar. Tahu nggak apa yang terjadi begitu sampai di atas? Aku tersesat! Benar-benar di luar ekspektasi pemandangannya. Sejauh mata memandang hanya hijau dan air yang terlihat. Burung-burung juga terbang dengan cerianya. Senang sekali menonton mereka melayang di udara.

Menara pantau


Aku benar-benar tersesat di sini! Tak mau tahu jalan pulang. Seluruh rongga dada rasanya dipenuhi oksigen. Pengap berhari-hari langsung menguap dalam sekejap. Tiba-tiba saja aku bersyukur karena tadi siang mau diajak ke tempat wisata ini. Dan aku yakin semua pengunjung juga pasti setuju dengan indahnya pemandangan dari atas Menara Pantau. Anginnya juga sejuk dan segar. Hanya saja jangan terlalu siang kalau mau naik, soalnya pasti panas. 

Tahu tidak sewaktu turun menuruni tangga putarnya? Pusing itu benar-benar datang. Jadinya aku sarankan untuk hati-hati sewaktu turun, jangan sampai saling dorong, apalagi saling mendahului. Yang jelas, Menara Pantau ini view-nya terbaik menurut versiku. Ini baru namanya #jalan2jenius

Setelah lelah jalan kaki dan berpetualang jangan lupa mengaso di kantin. Makanan, camilan, dan minumannya dijamin terjangkau harganya, dan rasanya juga terjamin banget. Next, pasti aku datang lagi ke wisata Hutan Mangrove Gunung Anyar. Tunggu saja ceritanya nanti sewaktu aku menyusuri sungai dengan perahu. Selamat menikmati keseruan berpetualang di hutan mangrove bareng orang-orang terdekat dan tersayang! Dan jangan lupa share keseruan traveling-mu di #kompetisiblogjenius

"Hei, psst!"

Mataku melirik teman yang lagi mesem-mesem, "What?"

"Kalo bawa gebetan ke sini, sah nggak yah?"

"Jitakk!"   

(ide di atas tidak untuk dicontoh atau dipraktekkan)



TO BE CONTINUE





sumber: dokumen dan pengalaman pribadi




Posting Komentar

9 Komentar

  1. Waah ini mah hutan mangrove nya LBH gede memang dr yg di PIK mba. Aku pernah eksplor yg di PIK, sekalian naik perahunya juga, tapi kayaknya ga sampe bikin nyasar Krn memang ga gede.

    Tapi suka sih kalk main ke hutan mangrove gini. Kdg banyaknemu binatang2 yg unik juga terutama aneka burung. Bagus juga kalo msh gratis gini yaa. Aku lupa yg di JKT berbayar atau ga, udah lama kesananya

    BalasHapus
  2. Ini lagi tersesat tapii nemu tempat bagus gini ya kak wkwkwk. Jadi penasaran, ternyata Surabaya juga ada hutan mangrove nyaaaa >.< aku cuma pernah liat aja di youtube sama instagram. Kapan2 kalo ke Surabaya harus mampir sih, apalagi tempatnya juga bersih gini yaa.

    BalasHapus
  3. Kalau pas turun bisa pusing gitu, bisa memungkinkan karena panik, tertekan, bingung, jadinya asupan oksigennya keknya gak optimal. Gitu kali ya.

    BalasHapus
  4. Lengkap banget ya fasilitas yang ada disana, semoga hutan mangrovenya tetap terjaga

    BalasHapus
  5. Kalau ke Hutan Mangrove Gunung Anyar belum pernah sih, bagus ya, agendakan ah, kiddos pasti suka nih, apalagi fasilitasnya lengkap begitu, ga repot cari toilet dan mushola

    BalasHapus
  6. bak menemukan kesegaran baru bagiku, ternyata di surabaya ada wisata mangrove ya kak. Semoga bisa berkunjung ke sana. Selama tinggal di jatim, aku masih minim wisata menarik dan berkesan. Noted

    BalasHapus
  7. tempatnya indah begitu ya, segar banget pasti nih berlama-lama di sini, jogging tracknya pun juga cantik gitu.
    pesan moralnya, jangan suka ngambekan ya kalau diajak jalan karena pasti ada cerita indah di baliknya *eaaa :D

    BalasHapus
  8. seseru itu ternyata wisata mangrove, ya, Kak. Saya dan temen-temen pernah juga nih wisata ke tempat seperti ini. Begitu indah dan begitu menyegarkan, tentu saja dengan tidak lupa mengingati apa-apa saja aturan yang disampaikan tentang boleh dan tidak di sana.

    BalasHapus
  9. Ini judulnya tersesat yang membawa kenangan yang tak terlupakan ya :) semoga hutan mangrovenya tetap asri seperti ini

    BalasHapus

Halo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.