Manajemen Hati dan Pikiran

Kamu sering ngerasa jenuh enggak sih dengan permasalahan yang seperti enggak pernah berhenti? Silih berganti datangnya, kayaknya kok enggak mau banget ngebiarin hidup kita ini nyaman aman tenteram sentosa. Hidup jadi terasa penat dan membosankan gara-gara masalah yang enggak berhenti. 

Kayaknya kok kita ini pendosa berat gitu loh. Satu masalah belum selesai, eh ditimpa dengan permasalahan lainnya. Walaupun kalau ditilik-tilik sebenernya masih ada korelasinya satu dengan yang lainnya. Tapi, kok gitu-gitu amat yah? Malu dong kalau sampai dibilang biang masalah. Padahal sumpah, kitaya mah serasa no feel gitu, serasa enggak ngeh kenapa sampai bisa terjadi. 

Sama persis dengan perasaan yang saya alami hingga saat ini. Kok masalah itu kayaknya enggan banget menyingkir dari hidup ini. Padahal, enggak pernah ada niatan yang neko-neko. Ya, paling cuma maunya lancar di urusan kerjaan aja, sama selalu ingin nyoba ini dan itu. 

Ganti suasana salah satu cara mengatasi masalah



Yang membuat pusing itu, kok masalah sepele jadi gede, masalah yang enggak ada kok dibesar-besarkan, dibuat jadi ada. Hal yang paling bikin enegnya itu, semua muncul dari prasangka. Prasangka, yah prasangka, sesuatu hal yang paling saya hindari. Prasangka itu buah dari dugaan-dugaan negatif, dan akhirnya malah bisa memicu kebencian. 

Masalah yang timbul akibat berbagai masalah yang terjadi adalah jadi tidak sinkronnya hati dan pikiran. Keduanya jadi bertolak belakang. Hati yang sedih dan sakit, pikiran yang jadi kalut dan tidak konsentrasi. Keduanya jadi sama-sama kacau, dan akhirnya bisa berimbas ke kesehatan fisik dan psikis. 

Jiwa yang tertekan bisa jadi penyebab berubahnya tingkah dan perilaku. Pada akhirnya berimbas juga pada kesehatan fisik. Stres mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu, dan akhirnya menyebabkan antibodi menurun. Sakit pun jadinya sering hinggap di badan. 

Walaupun rasa lelah dan sedih akibat masalah yang tidak pernah berhenti itu pasti ada, bukan berarti kita harus menyerah dan membiarkan diri kita hancur karenanya. Hati yang hancur dan sedih jangan sampai membuat otak jadi benar-benar tumpul. Harus ada manajemen hati yang dipraktikkan agar rasa kalutnya bisa teratasi. 

Manajemen hati yang bisa kita lakukan ada beberapa poin, tapi tentunya dengan catatan tiap orang pasti punya cara tersendiri untuk menanggulanginya.

1. Cari orang yang bisa dipercaya untuk berbagi

Berbagi itu bisa membuat hati kita ringan, loh. Tapi ingat, berbagi bukan berarti mengeluh. Karena tiap orang juga punya masalahnya sendiri-sendiri. Setidaknya dengan bercerita masalah kita, hati kita jadi sedikit ringan karena ada yang mendengarkan curahan hati. 

2. Tetap berkomunikasi dengan teman dan orang terdekat

Bergaul dan tetap menjalin pertemanan bisa membuat kita teralihkan perhatiannya dari masalah yang ada. Menutup diri dari teman dan lingkungan malah bisa memperparah keadaan hati kita, loh. 

3. Mendekatkan diri pada Sang Pencipta

Kita harus sadar kalau setiap orang pastinya punya masalah, walaupun tentunya dengan kadar yang berbeda-beda. Kita juga harus sadar kalau masalah itu ada disertai pula dengan kemudahan untuk menyelesaikannya. Memperbaiki diri dengan berdoa, membaca Al Quran bisa sangat  membantu proses penyembuhan kekalutan hati. Kepercayaan bahwa setiap satu kesulitan itu diapit dua kemudahan juga akan membuat hati lebih tentram. 


Masalah memang pasti dimiliki setiap orang. Saya pun hingga saat ini punya beberapa masalah. Sayangnya, seringkali ketika kita berusaha berbagi dengan yang lain tanggapannya malah berbeda. Dikiranya kita mengeluh, dan yang lebih parahnya lagi malah kita dinasehati. Nasehat yang diberikan juga kebanyakannya berupa anjuran memperbaiki ibadah dan lainnya. 

Padahal saya yakin, orang-orang yang punya masalah itu bukan berarti pendosa dan jarang ibadah. Siapa tahu mereka malah ibadahnya lebih bagus dari kita-kita ini. Hal seperti inilah yang sering saya hindari, menghakimi seseorang sesuai dengan keyakinan kita. Hal seperti ini sama saja dengan kita memandang diri lebih baik dan sempurna.

Banyaknya masalah itu sering banget membuat otak jadi tumpul. Sebenarnya ada beberapa cara agar otak kita tetap terkendali kewarasannya, seperti beberapa hal di bawah ini.

1. Cari tempat terbuka untuk ganti suasana. Percaya deh, tempat yang berbeda akan membuat otak kita lebih fresh. 

2. Buat kegiatan yang membuat otak jadi fokus. Membaca buku bisa sangat membantu dalam hal ini. Selain membuat otak fokus, kita juga jadi terhibur dengan cerita di dalamnya. Bisa juga dengan mencoba menulis buku harian. Menulis bisa membuat otak kita sangat fokus, sehingga mengalihkan perhatian dari masalah yang ada. 

3. Membuat kegiatan yang menyenangkan otak. Kamu bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa memicu dopamin otak. Seperti misalnya olahraga, menari, berkebun, atau memasak. Kegiatan yang menyenangkan bisa membuat otak fresh dan melupakan masalah yang ada. 


Setiap orang pastinya memiliki berbagai cara untuk mengatasi masalah. Tapi tidak ada salahnya juga kamu mencoba beberapa poin yang telah dibahas sebelumnya. Manajemen hati dan pikiran sangat penting juga diperlukan untuk mengolah masalah. Kalau keduanya diabaikan bisa saja masalah malah makin bertambah.

Saya pribadi lebih cenderung jadi bisa bersikap terbuka dengan orang yang berbagi tentang masalahnya. Terbuka di sini itu artinya tidak mencoba menghakimi seseorang itu. Karena memang bukan berarti yang punya segudang masalah itu lebih baik dari diri kita, 'kan? 


Posting Komentar

0 Komentar